LAPORAN
OBSERVASI
TEKANAN
DARAH AKIBAT TERPAPAR DINGIN
Disusun
Oleh :
Diana
Anjar Sari (P07120214006)
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES
KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN
D-IV KEPERAWATAN
2014
A. LANDASAN TEORI
Mekanisme
perkembangan hipertensi esensial yang diketahui sampai sekarang melalui:
1.
Vasokonstriksi yang terlalu sering
dan/atau terlalu lama disebabkan oleh jawaban sistem saraf simpatis yang
berlebihan terhadap pacuan dari luar.
2.
Vadokonstriksi karena tertimbunnya ion
Ca didalam sitoplasma otot polos pada tunika media akibat kelainan membran.
3.
Hipervolemi yang disebabkan oleh
kelaikan ginjal genetik yang meretensi ion Ca dan air. Hipervolemi menyebabkan
naiknya curah jantung sehingga menaikkan TD. Kenaikan TD akibat hipervolemi
akan menekan dinding pembuluh darah (menaikkan tekanan transmural) sehingga
secara miogenik otot pembuluh darah akan berkontraksi. dengan demikian akan
terjadi vasokonstriksi.
Kedua
hal tersebut makin lama akan mengakibatkan hipertrofi otot polos di tunika
media sehingga dinding aasa menjadi lebih tebal. Jika vasa dengan dinding ini
berkontraksi maka tingkat pengecilan lumen menjadi lebih besar sehingga lumen
pembuluh darah menjadi lebih kecil dari pada kalau dinding vasa tidak tebal
pada tingkat kontraksi yang sama. Akibat vasokontraksi yang tebal adalah
kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding yang tidak tebal.
Vasokontraksi
pada umumnya dapat ditimbulkan secara refleks dengan memasukkan satu tangan ke
dalam air dingin. Kalau hal ini menyebabkan kenaikan TD yang tinggi berarti:
1.
Saraf simpatis mengadakan jawaban yang
berlebihan
2. Dinding
pembuluh darah sudah mulai menebal yang menandakan adanya permulaan hipertensi
Kedua hal ini dapat menerangkan
terjadinya hipertensi yang manifes dikemudian hari.
Percobaan
ini dinamakan cold pressure test. Menurut
Hines (1940) cit. Best & Taylor (1961), jika pada percobaan ini tekanan diastole
naracoba naik 20 mmHg atau lebih maka ia termasuk hipereaktor. Kalau kenaikan
kurang dari 10 mmHg termasuk hiporeaktor.
B. TUJUAN
a. Tujuan
Praktikum
Mahasiswa memahami proses mekanisme
perkembangan hipertensi esensial
b. Tujuan
Khusus
Mahasiswa memahami perbedaan efek
vasokontriksi pada orang yang secara genetik (berbakat) akan mengalami
hipertensi atau sudah dalam proses hipertensi
C. BAHAN DAN ALAT
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Waskom
isi air es
d. Handuk
kecil
e. Kursi
f. Meja
g. Stopwatch
h. Alat
Tulis
D. CARA KERJA
a. Ukur
tekanan darah naracoba sebelum tangan naracoba direndam dalam air es.
b. Rendam
tangan naracoba dari telapak tangan sampai dengan siku.
c. Hitung
lama bertahan dalam perendaman dalam air es.
d. Ukur
tekanan darah naracoba setelah tangan naracoba diangkat dari waskom. Ukur tekanan
darah naracoba dengan posisi badan berdiri, duduk , dan berbaring
e. Catat
Hasil pengukuran
E. HASIL OBSERVASI
a. Hasil
Observasi I
LEMBAR
OBSERVASI
Tanggal :
18 November 2014
Nama : Diana Anjar Sari
Subjek
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
VIII
|
IX
|
X
|
|
Nama
|
Chaca
|
Dina
|
Dedi
|
Devi
|
Dhea
|
Diana
|
Eka
|
Endah
|
Ety
|
Haffisa
|
|
Usia
|
18
|
20
|
18
|
17
|
19
|
19
|
18
|
18
|
19
|
18
|
|
Jenis
Kelamin
|
P
|
P
|
L
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
P
|
|
BB
|
44
|
50
|
52
|
45
|
47
|
46
|
47
|
39
|
54
|
55
|
|
TB
|
159
|
157
|
169
|
154
|
157
|
165
|
154
|
154
|
161
|
154
|
|
Tensi
Awal
|
100/70
|
80/50
|
110/60
|
110/70
|
110/70
|
110/70
|
110/80
|
100/80
|
110/90
|
100/70
|
|
Waktu
(menit)
|
7’
|
9’
|
7’
|
7’
|
1’
|
5’
|
7’
|
6’
|
8’
|
7’
|
|
Tensi Akhir
|
Berdiri
|
110/70
|
110/70
|
100/70
|
110/90
|
110/80
|
120/90
|
90/70
|
110/70
|
100/70
|
110/80
|
Duduk
|
120/70
|
110/50
|
100/70
|
110/80
|
100/70
|
120/80
|
90/70
|
110/70
|
100/70
|
110/80
|
|
Berbaring
|
100/60
|
90/60
|
90/60
|
100/60
|
100/60
|
110/80
|
90/70
|
110/70
|
110/80
|
110/70
|
Perbedaan Tekanan Darah
Diastole naracoba:
I.
Chaca
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : 0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : <10 mmHg
II.
Dina
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
>20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : 0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : >10
mmHg
III.
Dedi
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
>10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : 0
mmHg
IV.
Devi
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
>20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : <10
mmHg
V.
Dhea
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
>10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : 0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : <10
mmHg
VI.
Diana
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri : >20
mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : >10
mmHg
VII.
Eka
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
<10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : <10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : <10
mmHg
VIII. Endah
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
<10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : <10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : <10 mmHg
IX.
Ety
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
<20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : <20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : <10 mmHg
X.
Haffisa
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
>10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : 0
mmHg
b. Hasil
Observasi II
LEMBAR OBSERVASI
Tanggal :
23 November 2014
Nama :
Diana Anjar Sari
Subjek
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
|
Nama
|
Entika
|
Windy
|
Feri
|
Sholikhah
|
Parjio
|
|
Usia
|
11
|
14
|
13
|
29
|
48
|
|
Jenis
Kelamin
|
P
|
P
|
L
|
P
|
L
|
|
BB
|
28
|
35
|
35
|
48
|
65
|
|
TB
|
135
|
140
|
150
|
155
|
165
|
|
Tensi
Awal
|
100/80
|
110/80
|
110/80
|
110/70
|
110/90
|
|
Waktu
(menit)
|
6’
|
5’
|
7’
|
5’
|
5’
|
|
Tensi Akhir
|
Berdiri
|
100/70
|
120/90
|
110/90
|
120/70
|
110/80
|
Duduk
|
100/60
|
110/80
|
110/80
|
120/70
|
100/70
|
|
Tidur
|
90/70
|
120/80
|
110/90
|
110/70
|
100/70
|
Perbedaan Tekanan Darah
Diastole naracoba :
I.
Entika
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri : <10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk :
<20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : <10
mmHg
II.
Windy
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri : >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk :
0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : 0
mmHg
III.
Feri
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
>10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk :
0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : >10
mmHg
IV.
Sholikhah
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri : 0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk : 0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : 0 mmHg
V.
Parjio
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri :
<10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk :
<20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring : <20
mmHg
F.
KESIMPULAN
Dari observasi I dan II ada beberapa
naracoba setelah direndam dalam air es terdapat beberapa naracoba tekanan darah
diastole naik, turun maupun tetap , tetapi menurut teori, tekanan darah
diastole setelah direndam dalam air es akan mengalami kenaikan. Jika tekanan
darah darah naracoba tersebut penurunan, maka kemungkinan yang terjadi adalah kesalahan
saat dilakukannya pengukuran tekanan darah diastole naracoba, waktu perendaman
ke dalam air es, ataupun kondisi fisik naracoba setelah dilakukan perendaman
dalam air es.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar