Selasa, 23 Desember 2014

LAPORAN OBSERVASI TEKANAN DARAH AKIBAT TERPAPAR DINGIN

LAPORAN OBSERVASI
TEKANAN DARAH AKIBAT TERPAPAR DINGIN







Disusun Oleh :
Diana Anjar Sari (P07120214006)



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
2014


A.    LANDASAN TEORI
Mekanisme perkembangan hipertensi esensial yang diketahui sampai sekarang melalui:
1.                  Vasokonstriksi yang terlalu sering dan/atau terlalu lama disebabkan oleh jawaban sistem saraf simpatis yang berlebihan terhadap pacuan dari luar.
2.                  Vadokonstriksi karena tertimbunnya ion Ca didalam sitoplasma otot polos pada tunika media akibat kelainan membran.
3.                  Hipervolemi yang disebabkan oleh kelaikan ginjal genetik yang meretensi ion Ca dan air. Hipervolemi menyebabkan naiknya curah jantung sehingga menaikkan TD. Kenaikan TD akibat hipervolemi akan menekan dinding pembuluh darah (menaikkan tekanan transmural) sehingga secara miogenik otot pembuluh darah akan berkontraksi. dengan demikian akan terjadi vasokonstriksi.
Kedua hal tersebut makin lama akan mengakibatkan hipertrofi otot polos di tunika media sehingga dinding aasa menjadi lebih tebal. Jika vasa dengan dinding ini berkontraksi maka tingkat pengecilan lumen menjadi lebih besar sehingga lumen pembuluh darah menjadi lebih kecil dari pada kalau dinding vasa tidak tebal pada tingkat kontraksi yang sama. Akibat vasokontraksi yang tebal adalah kenaikan TD yang lebih tinggi dibanding yang tidak tebal.
Vasokontraksi pada umumnya dapat ditimbulkan secara refleks dengan memasukkan satu tangan ke dalam air dingin. Kalau hal ini menyebabkan kenaikan TD yang tinggi berarti:
1.      Saraf simpatis mengadakan jawaban yang berlebihan
2.      Dinding pembuluh darah sudah mulai menebal yang menandakan adanya permulaan hipertensi
Kedua hal ini dapat menerangkan terjadinya hipertensi yang manifes dikemudian hari.
Percobaan ini dinamakan cold pressure test. Menurut Hines (1940) cit. Best & Taylor (1961),  jika pada percobaan ini tekanan diastole naracoba naik 20 mmHg atau lebih maka ia termasuk hipereaktor. Kalau kenaikan kurang dari 10 mmHg termasuk hiporeaktor.

B.     TUJUAN
a.       Tujuan Praktikum
Mahasiswa memahami proses mekanisme perkembangan hipertensi esensial
b.      Tujuan Khusus
Mahasiswa memahami perbedaan efek vasokontriksi pada orang yang secara genetik (berbakat) akan mengalami hipertensi atau sudah dalam proses hipertensi

C.    BAHAN DAN ALAT
a.       Tensimeter
b.      Stetoskop
c.       Waskom isi air es
d.      Handuk kecil
e.       Kursi
f.       Meja
g.      Stopwatch
h.      Alat Tulis

D.    CARA KERJA
a.       Ukur tekanan darah naracoba sebelum tangan naracoba direndam dalam air es.
b.      Rendam tangan naracoba dari telapak tangan sampai dengan siku.
c.       Hitung lama bertahan dalam perendaman dalam air es.
d.      Ukur tekanan darah naracoba setelah tangan naracoba diangkat dari waskom. Ukur tekanan darah naracoba dengan posisi badan berdiri, duduk , dan berbaring
e.       Catat Hasil pengukuran



E.     HASIL OBSERVASI

a.       Hasil Observasi I
LEMBAR OBSERVASI

Tanggal      :  18  November 2014
Nama         : Diana Anjar Sari

Subjek
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
Nama
Chaca
Dina
Dedi
Devi
Dhea
Diana
Eka
Endah
Ety
Haffisa
Usia
18
20
18
17
19
19
18
18
19
18
Jenis Kelamin
P
P
L
P
P
P
P
P
P
P
BB
44
50
52
45
47
46
47
39
54
55
TB
159
157
169
154
157
165
154
154
161
154
Tensi Awal
100/70
80/50
110/60
110/70
110/70
110/70
110/80
100/80
110/90
100/70
Waktu (menit)
7’
9’
7’
7’
1’
5’
7’
6’
8’
7’
Tensi Akhir
Berdiri
110/70
110/70
100/70
110/90
110/80
120/90
90/70
110/70
100/70
110/80
Duduk
120/70
110/50
100/70
110/80
100/70
120/80
90/70
110/70
100/70
110/80
Berbaring
100/60
90/60
90/60
100/60
100/60
110/80
90/70
110/70
110/80
110/70

Perbedaan Tekanan Darah Diastole naracoba:
I.                   Chaca
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :   <10 mmHg

II.                Dina
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  >20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  >10 mmHg

III.             Dedi
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  0 mmHg

IV.             Devi
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  >20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  <10 mmHg

V.                Dhea
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  <10 mmHg

VI.             Diana
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  >20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  >10 mmHg

VII.          Eka
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  <10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  <10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  <10 mmHg

VIII.       Endah
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  <10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  <10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  <10 mmHg

IX.             Ety
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  <20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  <20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :   <10 mmHg

X.                Haffisa
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  0 mmHg

b.      Hasil Observasi II

LEMBAR OBSERVASI

Tanggal      : 23 November 2014
Nama         : Diana Anjar Sari

Subjek
I
II
III
IV
V
Nama
Entika
Windy
Feri
Sholikhah
Parjio
Usia
11
14
13
29
48
Jenis Kelamin
P
P
L
P
L
BB
28
35
35
48
65
TB
135
140
150
155
165
Tensi Awal
100/80
110/80
110/80
110/70
110/90
Waktu (menit)
6’
5’
7’
5’
5’
Tensi Akhir
Berdiri
100/70
120/90
110/90
120/70
110/80
Duduk
100/60
110/80
110/80
120/70
100/70
Tidur
90/70
120/80
110/90
110/70
100/70

Perbedaan Tekanan Darah Diastole naracoba :
I.                   Entika
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        : <10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  <20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  <10 mmHg

II.                Windy
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  0 mmHg
  
III.             Feri
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  >10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  >10 mmHg

IV.             Sholikhah
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        : 0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        : 0 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   : 0 mmHg

V.                Parjio
Tensi awal – Tensi Akhir saat berdiri        :  <10 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat duduk        :  <20 mmHg
Tensi awal – Tensi Akhir saat berbaring   :  <20 mmHg

F.      KESIMPULAN

Dari observasi I dan II ada beberapa naracoba setelah direndam dalam air es terdapat beberapa naracoba tekanan darah diastole naik, turun maupun tetap , tetapi menurut teori, tekanan darah diastole setelah direndam dalam air es akan mengalami kenaikan. Jika tekanan darah darah naracoba tersebut penurunan, maka kemungkinan yang terjadi adalah kesalahan saat dilakukannya pengukuran tekanan darah diastole naracoba, waktu perendaman ke dalam air es, ataupun kondisi fisik naracoba setelah dilakukan perendaman dalam air es.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar