BAHAYANYA
ASAP PEMBAKARAN GERABAH BAGI KESEHATAN DAN LINGKUNGAN DALAM JANGKA PANJANG
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia terdapat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Tembikar. Gerabah menurut Oka, I.B., (1979 : 9) juga disebut keramik rakyat, karena mempunyai ciri pemakaian tanah liat bakaran rendah dan teknik pembakaran sederhana. Asap adalah suspensi partikel kecil di udara (aerosol) yang berasal dari pembakaran tak sempurna dari suatu bahan bakar terdapat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Asap.
Berasal dari tanah liat tersebut yang kemudian dibuat menjadi berbagai macam bentuk aneka macam, misalnya tungku, kendi, patung, dan lain sebagainya. Proses pembuatan gerabah ini sebenarnya sangat mudah dan sangat sederhana, karena hanya memerlukan keterampilan tangan, ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Namun, para pengrajin gerabah memerlukan kreativitas dalam pembuatan gerabah.
Proses pembuatan gerabah terdapat beberapa cara yaitu membentuk tanah liat, tanah liat dibentuk sesuai dengan keinginan pengrajin kerajinan gerabah. Setelah gerabah terbentuk, gerabah dijemur agar gerabah kering dan lebih keras. Setelah gerabah itu kering, gerabah tersebut dibakar. Pembakaran gerabah ini biasanya dilakukan pada sore hingga malam hari. Pembakaran gerabah ini dibakar sampai gerabah berwarna coklat kemerah-merahan. dan langkah terakhir pengecatan agar gerabah memiliki daya tarik yang lebih tinggi.
Para pengrajin gerabah yang akan melakukan pembakaran gerabah biasanya menggunakan sampah, daun-daun yang sudah kering, misalnya jerami, kayu bakar, dan bahan-bahan lain, seperti pelepah pisang, daun kelapa kering, dan sebagainya. Saat pembakaran gerabah tersebut berlangsung, akan menghasilkan sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa inilah yang akan menghasilkan asap hitam yang pekat.
Asap ini menjadi dampak secara langsung yang dirasakan oleh warga sekitar. Asap ini biasanya akan membuat jarak pandang orang lain akan menjadi lebih dekat, iritasi mata, iritasi kulit dan akan terganggu sistem pernapasaan apalagi mereka yang sudah mempunyai riwayat penyakit pernapasaan dan paru paru. Memang efek asap ini mungkin tidak langsung terasa oleh para pengrajin gerabah saat pembakaran gerabah secara langsung, ini pastinya akan merugikan dirinya sendiri.
Bahayanya dalam jangka waktu yang panjang bagi kesehatan adalah akan terkena penyakit infeksi saluran pernapasaan. Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun saluran pernapasan, mulai dari hidung, faring (tenggorokan), kotak suara (laring), bronchi, dan paru. Penyakit yang biasanya banyak dijumpai adalah batuk, penyempitan saluran pernapasan, asma, sesak napas, bronkitis kronis, kanker paru, dan masih banyak yang lainnya.
Batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap , dan sebagainya. Penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini menjadi penyabab asma dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Asap juga dapat menimbulkan penyakit yaitu asma. Seseorang yang sudah mempunyi riwayat penyakit asma ini akan mudah kambuh jika sering menghirup asap pembakaran tersebut. Asap juga dapat menyerang seseorang yang tidak mempunyai riwayat penyakit pernapasan ini. Selain asma seseorang yang melakukan pembakaran dan menghirup asap secara terus menerus juga dapat terkena penyakit bronkitis kronis.
Bronkitis kronis adalah penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan batuk berdahak paling sedikit selama tiga bulan berturut-turut setidaknya dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh peradangan saluran pernafasan di paru-paru (pipa bronkus) yang mengakibatkan timbulnya peradangan dan produksi lendir yang berlebihan terdapat dalam http://www.persify.com/.
Kanker paru paru dapat menyerang seseorang yang melakukan pembakaran. Kanker paru-paru menurut Ilmu Penyakit Dalam, 2001 adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan. Kanker ini yang paling berbahaya dari semua jenis kanker. Resiko lain dapat membuat pertahanan tubuh menjadi tidak baik yang akhirnya membuat tubuh rentan terserang berbagai penyakit. Bahkan dapat mengakibatkan komplikasi saluran pernapasan pada seseorang yang melakukan pembakaran.
Tidak hanya para pengrajin saja yang menerima bahaya asap hitam pekat yang dihasilkan oleh pembakaran gerabah tersebut, melainkan para warga disekitarnya pembakaran juga akan menerima dampak asap hitam pekat yang diakibatkan oleh pembakaran gerabah.
Selain kesehatan fisik juga dapat menyerang kesehatan psikologis atau mental seseorang. Asap memicu penyakit mental seseorang , seperti seseorang tersebut mudah marah. yang terkena bahaya akibat asap pembakaran ini adalah lingkungan. Lingkungan ini dapat terpengaruh dengan adanya asap pembakaran, biasanya saat pembakaran berlangsung langit akan terlihat menjadi lebih gelap.
Pembakaran yang menghasilkan asap hitam pekat ini akan mengakibatkan pencemaran udara, tanaman disekitar pembakaran biasanya menjadi layu dan dedaunan berubah menjadi kecoklatan. Suasana lingkungan juga menjadi berdebu dan tidak sehat. Dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan global warming (pemanasan global), dan penipisan lapisan ozon.
Mereka walaupun sudah mengetahui bahaya disaat para pengrajin gerabah akan melakukan pembakaran, mereka tidak memfikirkan bahaya dalam jangka waktu yang panjang tersebut, disaat mereka menghirup asap pembakaran tersebut. Biasanya mereka tetap tidak menggunakan alat perlindung diri walaupun mengetahui bahayanya, karena mereka merasa tidak terbiasa menggunakan alat perlindung diri, misalnya masker atau alat pelindung hidung yang lainnya. Karena mereka kadang-kadang sudah biasa melakukan pembakaran sehingga sudah terbiasa menghirup asap hasil pembakaran gerabah.
Disaat melakukan pembakaran, para pengrajin seharusnya memikirkan kesehatannya dalam jangka panjang juga harus memikirkan kesehatan disekitarnya. Mereka sebagai pengrajin gerabah yang akan melakukan pembakaran gerabah tersebut sebaiknya menggunakan alat perlindung diri, seperti masker atau alat pelindung hidung yang lainnya. Sehingga mereka saat melakukan pembakaran, tidak akan terkontaminasi atau menghirup asap hitam pekat yang berterbangan masuk ke dalam tubuh pengrajin khususnya dan para warga sekitar pada umumnya yang disebabkan oleh hasil pembakaran gerabah.
Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia terdapat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Tembikar. Gerabah menurut Oka, I.B., (1979 : 9) juga disebut keramik rakyat, karena mempunyai ciri pemakaian tanah liat bakaran rendah dan teknik pembakaran sederhana. Asap adalah suspensi partikel kecil di udara (aerosol) yang berasal dari pembakaran tak sempurna dari suatu bahan bakar terdapat dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Asap.
Berasal dari tanah liat tersebut yang kemudian dibuat menjadi berbagai macam bentuk aneka macam, misalnya tungku, kendi, patung, dan lain sebagainya. Proses pembuatan gerabah ini sebenarnya sangat mudah dan sangat sederhana, karena hanya memerlukan keterampilan tangan, ketekunan, ketelitian, dan kesabaran. Namun, para pengrajin gerabah memerlukan kreativitas dalam pembuatan gerabah.
Proses pembuatan gerabah terdapat beberapa cara yaitu membentuk tanah liat, tanah liat dibentuk sesuai dengan keinginan pengrajin kerajinan gerabah. Setelah gerabah terbentuk, gerabah dijemur agar gerabah kering dan lebih keras. Setelah gerabah itu kering, gerabah tersebut dibakar. Pembakaran gerabah ini biasanya dilakukan pada sore hingga malam hari. Pembakaran gerabah ini dibakar sampai gerabah berwarna coklat kemerah-merahan. dan langkah terakhir pengecatan agar gerabah memiliki daya tarik yang lebih tinggi.
Para pengrajin gerabah yang akan melakukan pembakaran gerabah biasanya menggunakan sampah, daun-daun yang sudah kering, misalnya jerami, kayu bakar, dan bahan-bahan lain, seperti pelepah pisang, daun kelapa kering, dan sebagainya. Saat pembakaran gerabah tersebut berlangsung, akan menghasilkan sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa inilah yang akan menghasilkan asap hitam yang pekat.
Asap ini menjadi dampak secara langsung yang dirasakan oleh warga sekitar. Asap ini biasanya akan membuat jarak pandang orang lain akan menjadi lebih dekat, iritasi mata, iritasi kulit dan akan terganggu sistem pernapasaan apalagi mereka yang sudah mempunyai riwayat penyakit pernapasaan dan paru paru. Memang efek asap ini mungkin tidak langsung terasa oleh para pengrajin gerabah saat pembakaran gerabah secara langsung, ini pastinya akan merugikan dirinya sendiri.
Bahayanya dalam jangka waktu yang panjang bagi kesehatan adalah akan terkena penyakit infeksi saluran pernapasaan. Infeksi saluran pernapasan adalah infeksi yang mengenai bagian manapun saluran pernapasan, mulai dari hidung, faring (tenggorokan), kotak suara (laring), bronchi, dan paru. Penyakit yang biasanya banyak dijumpai adalah batuk, penyempitan saluran pernapasan, asma, sesak napas, bronkitis kronis, kanker paru, dan masih banyak yang lainnya.
Batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap , dan sebagainya. Penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini menjadi penyabab asma dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Asap juga dapat menimbulkan penyakit yaitu asma. Seseorang yang sudah mempunyi riwayat penyakit asma ini akan mudah kambuh jika sering menghirup asap pembakaran tersebut. Asap juga dapat menyerang seseorang yang tidak mempunyai riwayat penyakit pernapasan ini. Selain asma seseorang yang melakukan pembakaran dan menghirup asap secara terus menerus juga dapat terkena penyakit bronkitis kronis.
Bronkitis kronis adalah penyakit paru obstruktif kronis yang ditandai dengan batuk berdahak paling sedikit selama tiga bulan berturut-turut setidaknya dalam dua tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh peradangan saluran pernafasan di paru-paru (pipa bronkus) yang mengakibatkan timbulnya peradangan dan produksi lendir yang berlebihan terdapat dalam http://www.persify.com/.
Kanker paru paru dapat menyerang seseorang yang melakukan pembakaran. Kanker paru-paru menurut Ilmu Penyakit Dalam, 2001 adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan. Kanker ini yang paling berbahaya dari semua jenis kanker. Resiko lain dapat membuat pertahanan tubuh menjadi tidak baik yang akhirnya membuat tubuh rentan terserang berbagai penyakit. Bahkan dapat mengakibatkan komplikasi saluran pernapasan pada seseorang yang melakukan pembakaran.
Tidak hanya para pengrajin saja yang menerima bahaya asap hitam pekat yang dihasilkan oleh pembakaran gerabah tersebut, melainkan para warga disekitarnya pembakaran juga akan menerima dampak asap hitam pekat yang diakibatkan oleh pembakaran gerabah.
Selain kesehatan fisik juga dapat menyerang kesehatan psikologis atau mental seseorang. Asap memicu penyakit mental seseorang , seperti seseorang tersebut mudah marah. yang terkena bahaya akibat asap pembakaran ini adalah lingkungan. Lingkungan ini dapat terpengaruh dengan adanya asap pembakaran, biasanya saat pembakaran berlangsung langit akan terlihat menjadi lebih gelap.
Pembakaran yang menghasilkan asap hitam pekat ini akan mengakibatkan pencemaran udara, tanaman disekitar pembakaran biasanya menjadi layu dan dedaunan berubah menjadi kecoklatan. Suasana lingkungan juga menjadi berdebu dan tidak sehat. Dalam jangka waktu panjang akan mengakibatkan global warming (pemanasan global), dan penipisan lapisan ozon.
Mereka walaupun sudah mengetahui bahaya disaat para pengrajin gerabah akan melakukan pembakaran, mereka tidak memfikirkan bahaya dalam jangka waktu yang panjang tersebut, disaat mereka menghirup asap pembakaran tersebut. Biasanya mereka tetap tidak menggunakan alat perlindung diri walaupun mengetahui bahayanya, karena mereka merasa tidak terbiasa menggunakan alat perlindung diri, misalnya masker atau alat pelindung hidung yang lainnya. Karena mereka kadang-kadang sudah biasa melakukan pembakaran sehingga sudah terbiasa menghirup asap hasil pembakaran gerabah.
Disaat melakukan pembakaran, para pengrajin seharusnya memikirkan kesehatannya dalam jangka panjang juga harus memikirkan kesehatan disekitarnya. Mereka sebagai pengrajin gerabah yang akan melakukan pembakaran gerabah tersebut sebaiknya menggunakan alat perlindung diri, seperti masker atau alat pelindung hidung yang lainnya. Sehingga mereka saat melakukan pembakaran, tidak akan terkontaminasi atau menghirup asap hitam pekat yang berterbangan masuk ke dalam tubuh pengrajin khususnya dan para warga sekitar pada umumnya yang disebabkan oleh hasil pembakaran gerabah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar